Minggu, 07 April 2019

MANFAAT ESDH ( DAS )

MANFAAT EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN 
( DAERAH ALIRAN SUNGAI )

Dosen Penanggungjawab
Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si
Oleh:
Lazuardi Agung Nugroho
171201031
Hut 4B




  
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019



LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai 95-98 juta hektar sumberdaya hutan yang meliputi 46% dari luas daratan dan mayoritas tersebar di luar pulau Jawa. Pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan lahan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan manusia telah menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem yang mempengaruhi fungsi dan keseimbangan lingkungan kawasan, salah satunya adalah dari aspek keseimbangan hidrologis atau tata air dalam daerah aliran sungai (DAS).
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang berfungsi untuk menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik (outlet). Definisi DAS tersebut mengartikan bahwa seluruh purmukaan daratan di bumi ini terbagi habis dalam DAS. Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan manusia telah menyebabkan terjadinya degradasi hutan yang dasyat. Perubahan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali akan mempengaruhi fungsi dan keseimbangan lingkungan, salah satunya adalah dari aspek keseimbangan tata air, hara dan keanekaragaman hayati dalam daerah aliran sungai (DAS).
Tujuan Pengelolaan DAS adalah terkendalinya hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dan lingkungan DAS dengan kegiatan manusia guna kelestarian fungsi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam penerapannya di lapangan, konsepsi tersebut memerlukan upaya yang tidak sederhana. Untuk itu diperlukan keterpaduan pengelolaan oleh berbagai sektor/multi pihak mulai dari  hulu sampai hilir dengan mempertimbangkan berbagai kepentingan, kondisi biofisik dan sosial ekonomi yang ada dalam suatu DAS. Penyelamatan ekosistem DAS menjadi sebuah kebutuhan mendesak untuk dilakukan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah hingga masyarakat umum, namun kejadian-kejadian bencana terkait air masih saja terus terjadi. Perlu sebuah upaya penanganan bencana ekosistem melalui penelitian detail dan intensif terhadap berbagai perubahan penggunaan lahan dan penerapan teknik konservasi terpadu. Konservasi DAS diartikan sebagai upaya-upaya pelestarian lingkungan DAS dengan tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen ekosistemnya untuk pemanfaatan di masa yang akan datang. Berbagai ilmu pengetahuan dan informasi mengenai berbagai upaya-upaya konservasi untuk menyelamatkan ekosistem dan lingkungan dalam DAS telah banyak berkembang dan penting untuk disebarluaskan ke masyarakat luas melalui berbagai media.Setiap  wilayah  memiliki sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan  baik  dalam  aspek  fisik maupun social.
 Sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2004, pengelolaansumber daya air (SDA) merupakan suatu upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, danmengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,dan pengendalian daya rusak air. Pengelolaan sumber daya air didasarkan asas-asaskelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan,kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Dalam 20 tahun ke depan, Pengelolaan SDAdiarahkan untuk menjaga keseimbangan antara pelaksanaan konservasi SDA, pendayagunaanSDA, dan pengendalian daya rusak air. Permasalahan krisis ekologi di catchment area perlumendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Pemecahan masalah hanya akan berhasilapabila melibatkan semua pemangku kepentingan, dengan satu indikator keberhasilan yangdisepakati bersama. Penanganan konservasi tidak dapat hanya dilakukan melalui pendekatanstruktur, tetapi juga mengutamakan pendekatan non-struktur.
Potensi Daerah Aliran Sungai di Indonesia merupakan salah satu alternatif mumpuni dalam mengembangkan berbagai sector perekonomian, seperti  sector energi bahkan sector konservasi berdasarkan menjaga sistem hidrologi di suatu Kawasan hutan. Daerah Aliran Sungai di daerah hutan pegunungan merupakan salah satunya, pengembangan konservasi lahan hutan di daerah pegunungan mampu menjaga dan mengikat struktur tanah di lereng-lereng pegunungan agar menurunnya laju tingkat tanah longsor di Kawasan tersebut. Tentu saja dengan terjaganya Daerah Aliran Sungai dapat menjadi potensi dalam mengembangkan perekonomian masyarakat maupun pemasukan bagi keuangan daerah tersebut, dalam hal pengelolaan yang suistainable development Salah satu manfaat yang didapatkan dari DAS dalam sector peningkatan biodiversity biologist hidrologis yaitu salah satunya terjaganya fauna-fauna yang ada di dalam sungai, tentu saja dengan terjaganya ekosistem sungai yang merupakan tempat tinggal bagi puluhan jenis fauna yang hidup, menjadi salah satu factor untuk terjaganya ekosistem sungai yang lestari dan dapat terus dimanfaatkan masyarakat terkhusus masyarakat yang tinggal dan menggantung nasib kehidupan mereka melalui sungai.


ISI
·         Sektor pembangkit listrik Tenaga Air
Hasil gambar untuk pembangkit listrik tenaga air

(PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Pada tahun 2015 tenaga air menghasilkan 16.6% total listrik dunia dan 70% dari seluruh energi terbarukan, dan diperkirakan akan naik 3.1% per tahun sampai 25 tahun ke depan.
Tenaga air dihasilkan di 150 negara, dan kawasan Asia-Pasifik menghasilkan 33% tenaga air global tahun 2013. China adalah produsen tenaga air terbesar (920 TWh tahun 2013) menyumbang 16,9% kebutuhan listrik domestik.
Ongkos listrik tenaga air relatif rendah, menjadikannya sumber yang kompetitif untuk energi terbarukan. Pembangkitnya tidak menghabiskan air, tidak seperti pembangkit batu bara atau gas. Ongkos listrik rata-rata untuk pembangkit berukuran lebih dari 10 megawatt adalah 3 - 5 sen dolar AS per kilowatt-jam. Dengan bendungan dan reservoir juga membuatnya sumber listrik yang fleksibel karena listrik yang dihasilkan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan. Ketika sebuah kompleks tenaga air dibangun, maka tidak menghasilkan limbah langsung dan tingkat gas rumah kaca yang relatif lebih rendah daripada pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Keberadaan Daerah Aliran Sungai yang mumpuni pada suatu daerah, dapat menjadi salah satu pendongkrak energi bagi masyarakat. Penggunaan energi listrik yang digunakan di hasilkan dari aliran air sungai yang mengalir dari hulu ke hilir.
Biaya pembangkitan PLTA relatif rendah bila dibandingkan dengan pembangkit tenaga listrik
lainnya. Secara umum biaya investasi bervariasi antara 2.000 - 3.000 US $/kW. Sedangkan biaya
operasi dan perawatan berkisar antara 3 - 15 US $/kW. Biaya pembangkitan PLTA dapat murah
karena :
- tidak memerlukan biaya untuk bahan bakar
- umur teknis PLTA yang panjang bahkan dapat lebih dari 50 tahun
- keandalan yang tinggi sehingga dapat mengurangi jumlah unit cadangan yang diperlukan, dan
- pembangunannya dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pada saat
pembangunan.
Untuk keperluan pengembangan PLTA dan industri sangat memerlukan investor asing. Peran
pemerintah diharapkan untuk membangun infrastruktur sedangkan investor asing untuk
pembangunan industri serta PLTA.

·         Sektor Sistem Hidrologi Daerah Aliran Sungai


 

Berkaitan dengan kejadian hujan, fungsi hidrologi DAS mencakup tiga hal (van Noordwijk et al., 2004), yaitu:
1. Mempertahankan kuantitas air, dalam bentuk:
      a. Mengalirkan air. DAS dikatakan memiliki fungsi hidrologi yang baik apabila mampu mengalirkan air secara horizontal berupa aliran permukaan tanah, aliran bawah permukaan, dan aliran dasar; maupun secara vertikal berupa aliran batang, infiltrasi, dan perkolasi. DAS mampu mengalirkan air dalam bentuk aliran bawah permukaan dan aliran dasar apabila terjadi peresapan air ke dalam
tanah dalam bentuk inflitrasi. Infiltrasi dapat terjadi pada tanah-tanah berpori yang terbentuk karena adanya perakaran tumbuhan, humus, dan fauna tanah, misalnya cacing tanah. Pada tanah-tanah yang padat, proporsi aliran permukaan akan lebih besar, sedangkan aliran bawah permukaan dan aliran dasar menjadi sedikit. Aliran batang memiliki peran dalam menahan laju aliran permukaan tanah, karena air yang mengalir melalui batang secara perlahan akan meresap ke dalam tanah. Aliran batang hanya terjadi pada tanah-tanah yang tertutup oleh tumbuhan, khususnya pohon.
       b. Menyangga kejadian puncak hujan. DAS dikatakan memiliki fungsi hidrologi yang baik apabila memiliki kemampuan dalam menyangga kejadian hujan yang sangat lebat sehingga tidak menyebabkan banjir atau intensitas dan frekuansi kejadian banjir dapat berkurang. DAS mampu berperan sebagai penyangga kejadian puncak hujan apabila memiliki kemampuan dalam menahan laju aliran permukaan. Tekstur tanah yang gembur dengan kandungan bahan organik tinggi yang berasal dari seresah yang lapuk dan tutupan tumbuhan yang rapat merupakan kondisi yang mampu menahan aliran permukaan.
       c. Melepas air secara bertahap. DAS memiliki fungsi hidrologi yang baik apabila mampu melepaskan air secara bertahap dari air tanah, terutama pada musim kemarau, sehingga terhindar dari kekurangan air. Air tanah dapat tersedia dan dilepaskan secara perlahan pada musim kemarau apabila terjadi inflitrasi dan perkolasi air dalam jumlah yang cukup pada musim hujan.
2. Mempertahankan kualitas air. DAS memiliki fungsi hidrologi yang baik apabila mampu menyediakan air dengan kualitas yang baik sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Kualitas air mengacu pada bahan pencemar yang ada di dalam air yang menyebabkan air tidak layak untuk dikonsumsi, misalnya pencemaran oleh bahan-bahan kimia seperti pupuk, pestisida, dan limbah industri maupun pencemaran oleh tanah-tanah yang terlarut sehingga menyebabkan air menjadi keruh.
3. Mempertahankan kestabilan tanah. DAS memiliki fungsi hidrologi yang baik apabila memiliki kemampuan dalam mempertahankan kestabilan tanah dari kejadian erosi, longsor, dan abrasi.
Fungsi hidrologi DAS Relevansi bagi multi pihak Kuantitas air Mengalirkan air Semua pengguna air Menyangga kejadian puncak Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir Melepas air secara bertahap Masyarakat yang bergantung pada sungai saat musim kemarau Kualitas air Memelihara kualitas air Semua pengguna air Kestabilan tanah Mengurangi kejadian longsor/erosi Masyarakat yang tinggal di daerah rawan longor

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, S. P. (2011). Pergeseran kebijakan dan paradigma baru dalam pengelolaan daerah aliran   sungai di Indonesia. Jurnal Teknologi Lingkungan4(3).
Fiori, N. (2018). Pengaruh Debit dan Kedalaman Aliran Sungai Terhadap Sebaran Bahan Pencemar Air Buangan pada Aliran Sungai Deli.